Monday, May 26, 2014

TOKOH WAYANG SRIKANDI

                                                                     SRIKANDI

Tertarik melihat sosok Srikandi yang muncul di cerita Mahabarata versi India yang di putar Anteve, yang agak lebih  “berbeda” dengan sosok Srikandi yang dikenal selama ini, yang lebih halus dan membumi seperti RA Kartini, setelah bersurfing ria tentang srikandi, berikut akan di share tentang Srikandi dalam 2 versi.. Versi Jawa dan Versi India




SRIKANDI VERSI JAWA

DEWI WARA SRIKANDI

Dewi Srikandi
Dewi Wara Srikandi ialah putri Prabu Drupada di Cempalareja. Waktu remaja putri ia berguru memanah pada Raden Arjuna. Kemudian ia diambil istri oleh Arjuna. Asal mula Srikandi berguru memanah pada Arjuna. Waktu pengantin Arjuna dengan Dewi Wara Sumbadra, Srikandi datang menonton, ia melihat tingkah laku kedua pengantin itu, tertariklah Srikandi ingin menjadi pengantin.
Pada suatu hari Srikandi melihat Arjuna memanah yang diajarkan pada Rarasati, gundik sang Arjuna, Srikandi lalu datang berguru memanah pada Rarasati. Tetapi sebenarnya kehendak itu hanya untuk lantaran saja, supaya dapat ketemu dengan Arjuna.

Tingkah laku Srikandi yang demikian ini menjadikan murka Dewi Drupadi, permaisuri Prabu Puntadewa, kakak perempuan Srikandi dipandang bahwa tingkah laku Srikandi itu tak baik.
Dewi Wara Srikandi pernah dipinang oleh raja Prabu Jungkungmardea di negeri Parangkubarja, hingga ramanda Dewi Wara Srikandi Prabu Drupada tergiur menerima pinangan itu, tetapi Dewi Wara Srikandi lalu mengadu pada Raden Arjuna, dibelalah Srikandi oleh Arjuna dan Jungkungmardea dibunuh oleh Arjuna. Selanjutnya Srikandi diperisteri oleh Arjuna dengan adat kebesaran secara perkawinan putera dan puteri.
Tabiat Srikandi sebagai tabiat laki-laki, gemar pada peperangan, karena itu ia disebut puteri prajurit. Hingga masa dewasa ini, wanita-wanita yang berani menentang sesuatu yang tak baik, terutama yang mengenai bangsa Indonesia disebut Srikandi.
Srikandi seorang puteri penjaga keamanan negeri Madukara, ialah negeri Arjuna. Perkataan-perkataan Srikandi sedap didengarnya Serta penuh dengan senyuman. Waktu ia marah tak tampak kemarahannya itu, akan tetapi mendatangkan takut pada siapa juga.
Srikandi seorang puteri yang suka marah, tetapi kemarahan itu lekas reda. Tanda bahwa ia sedang marah, merujaklah ia dan dimakan sambil berkata-kata keras tak berkeputusan. Kalau sangat marah, ada tanda memecah barang barang pecah belah, segala burung perkutut kepunyaan Arjuna dilepas-lepaskan. Pada waktu Srikandi sedang marah ini, dapat digambarkan pada kata-kata dalang, yang mudah mentertawakan para penonton.
Dalam perang Baratayudha Srikandi diangkat jadi panglima perang melawan Bisma., panglima perang Kurawa, hingga Bisma tewas olehnya,
Srikandi seorang puteri perwira yang senantiasa menjaga kehormatan suami, di masa aman dan di masa perang. Ternyatalah bahwa Dewi Srikandi seorang puteri prajurit, tak hanya perang pada kebiasaan perang, pun di medan perang Baratayudha berperang juga sebagai prajurit perwira. Sehabis Baratayudha Srikandi tewas oleh Aswatama, anak Durna, lehernya dipenggal waktu ia sedang tidur nyenyak



SRIKANDI VERSI INDIA


Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba. Kisah mengenai Amba dimuat dalam Mahabharata jilid pertama, yaitu Adiparwa. Bisma—pangeran dari Kerajaan Kuru—memboyong Amba dari suatu sayembara di Kerajaan Kasi, tanpa mengetahui bahwa Amba sudah memilih Salwa sebagai calon suaminya. Karena Bisma tidak ingin Amba menikah secara terpaksa, maka ia memulangkan Amba agar dapat menikah dengan Salwa. Salwa yang merasa harga dirinya terinjak tidak mau menikahi Amba. Amba pun kembali ke kediaman Bisma agar dinikahi, namun Bisma menolaknya karena bersumpah untuk hidup membujang selamanya. Karena merasa terhina, Amba memutuskan untuk berdoa kepada para dewa agar memperoleh cara untuk membunuh Bisma.



Menurut Mahabharata yang ditulis ulang C. Rajagopalachari, Dewa Subramanya memberikannya puspamala dan bersabda bahwa orang yang bersedia memakainya akan menjadi pembunuh Bisma. Amba pun mencari orang yang bersedia memakainya, namun tidak ada yang berani meskipun ada jaminan keberhasilan dari sang dewa. Setelah ditolak berbagai kesatria, akhirnya Amba tiba di istana Raja Drupada, dan mendapatkan hasil yang sama. Dengan putus asa, Amba melemparkan puspamala tersebut ke atas gerbang istana dan tidak ada yang berani menyentuhnya. Setelah itu Amba pergi dan berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi menjadi Srikandi.
Saat Srikandi masih muda, ia mendapati sebuah puspamala tergantung di atas gerbang istananya. Ia pun mengalungkan puspamala tersebut di lehernya. Drupada takut bahwa Srikandi akan menjadi musuh Bisma sehingga ia mengusir Srikandi agar kemarahan Bisma tidak berdampak pada kerajaannya. Di tengah hutan, Srikandi berdoa dan berganti jenis kelamin menjadi laki-laki. Menurut versi lain, ia kabur dari Panchala, lalu bertemu seorang yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada yaksa. Perang di Kurukshetra


Ilustrasi dari kitab Mahabharata terbitan Gorakhpur Geeta Press—ditulis ulang oleh Ramanarayanadatta Astri—menggambarkan Bisma (kiri) menolak untuk bertarung melawan Srikandi, sementara Kresna dan Arjuna menyaksikan dari dekat.
Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi Amba, dan terlahir sebagai seorang wanita. Oleh karena Bisma tidak ingin menyerang "seorang wanita", maka ia menjatuhkan senjatanya. Setelah tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Srikandi#Etimologi
http://mzrz.deviantart.com/art/Srikandi-Warrior-Princess-393598492

No comments:

Post a Comment