Thursday, May 29, 2014

HARI RAYA KENAIKAN YESUS KRISTUS




Pada kalender  di Indonesia secara resmi hari Kenaikan Isa Al Masih akan selalu jatuh pada hari Kamis, hal ini disebabkan pada kalender liturgi Gereja, penghitungan hari  dihitung berdasarkan 40 hari setelah  hari Paskah yang ditetapkan selalu jatuh pada hari Minggu. Pada kalender Liturgi Katolik hari ini  dirayakan sebagai Hari Kenaikan Tuhan
Kenaikan Yesus Kristus  ke Surga adalah sebuah bagian essensial nyata dari penyelamatan umat manusia itu sendiri oleh Kristus. Dalam perayaan Kenaikan Tuhan, kita diajak untuk melihat kodrat Allah yang menjelma menjadi manusia, yang terpenuhi didalam Pribadi Kristus secara lebih sempurna lagi. Bahwa dengan kenaikanNya yang mulia, Yesus memenuhi kurban penebusanNya.
Kisah Para Rasul melukiskan dengan sangat sederhana saat kenaikan Yesus ke surga. Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka. Kis 1:9
Kita dapat mengerti bahwa mata mereka terus mengikuti Yesus dan bahwa hati mereka sangat merindukan kelanjutan kehadiran-Nya. Tetapi harapan mereka hanya tinggal harapan. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik, tiba-tiba berdirilah dua orang yang sedang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: “Hai, orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang naik ke surga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga.” (Kis 1:9-10). Para Rasul mendengar pesan itu. Di dalam hati mereka tidak ada lagi sesal dan duka. Mereka kembali ke Yerusalem. Setelah tiba di sana, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Kis 1:13. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa wanita serta Maria, Ibu Yesus dan dengan saudara-saudara Yesus. (Kis 1:14). Mereka menantikan kedatangan Roh Kudus.
Disisi lain yang begitu menarik untuk diperhatikan adalah Kenaikan Kristus juga merupakan suatu manifestasi berbeda, dimana Ia masuk ke dalam kemuliaan Surgawi duduk di sebelah kanan Bapa, hidup selama-lamanya untuk “menjadi pengantara kita kepada Allah”. Dimana dengan kenaikanNya ke Surga “Ia menyediakan tempat bagi kita, agar dimana Kristus berada kita pun berada” Kis 14:2-3.
Didalam KKGK 132 dikisahkan secara jelas bahwa “Sesudah empat puluh hari sejak Dia menampakkan diri kepada para Rasul dalam kondisi manusia biasa, yang menutupi kemuliaanNya sebagai Yang Bangkit, Kristus naik ke Surga dan duduk disebelah kanan Bapa. Dialah Tuhan yang memerintah dengan kemanusiaanNya dalam kemualiaan abadi Putra Allah dan tiada hentinya menjadi pengantara bagi kita pada Bapa. Dia mengutus RohNya kepada kita dan member kita harapan untuk pada suatu hari mencapai tempat yang sudah disiapkan bagi kita."

Konsili Vatikan II juga mengatakan: “Karya penebusan umat manusia dan pemuliaan Allah yang sempurna itu telah diawali dengan karya agung Allah di tengah umat Perjanjian Lama. Karya itu diselesaikan oleh Kristus Tuhan, terutama dengan misteri Paska: sengsaraNya yang suci, kebangkitanNya dari alam maut dan kenaikanNya dalam kemuliaan. Dengan misteri itu Kristus ‘menghancurkan maut kita dengan wafatNya, dan membangun kembali hidup kita dengan kebangkitanNya’.”

Kenaikan Yesus berlangsung sangat sederhana. Tidak ada keanehan kosmis yang dramatis: langit tidak terbuka: orang tidak melihat malaikat turun menjemput Dia: orang tidak melihat cahaya di langit. Sungguh suatu perbedaan besar dengan kejadian pada saat Ia dibaptis di sungai Yordan dan pada saat Ia dimuliakan di gunung Tabor. Di sini, di tempat kenaikan-Nya orang tidak melihat tanda-tanda kemuliaan Yesus. Ia naik; suatu awan datang menyelubungi Dia dan sejak itu orang tidak melihat-Nya lagi. Hanya sekianlah cerita tentang kenaikan Yesus.
Tetapi kenaikan Yesus mempunyai aspek lain ialah aspek kepercayaan kita. Kristus telah bangkit, bukan untuk menerima kembali kehidupan duniawi, tetapi untuk masuk ke dalam kemuliaan, yang telah diperoleh-Nya melalui kesengsaraan-Nya. Dengan kenaikan itu, Yesus secara definitif dan secara sempurna menerima kemuliaan untuk kemanusiaan-Nya. Kodrat kita memang lemah dan hina, sangat jauh dari Tuhan dan kurang rohani. Tetapi kodrat ini telah dipilih oleh Tuhan dan setelah hilang, dipungut kembali oleh Tuhan, sekalipun harus melalui Jalan Salib dan kematian. Kenaikan Yesus harus memberi kita pengharapan, karena Kristus berada di sana dengan kemanusiaan-Nya. Ia tinggal di sana untuk mempersiapkan tempat bagi kita. Di dalam peristiwa kenaikan Yesus tersisip perjanjian dan jaminan untuk kebahagiaan kekal bagi kita. Di dalam peristiwa kenaikan Yesus tersisip pula suatu peringatan, bahwa mulai dari sekarang kita harus hidup secara surgawi dan harus berpikir secara surgawi

Didalam Markus 16: 19, Luk 24: 50-53 dan Kis. 1: 9-14 sendiri peristiwa kenaikan dihubungkan sebagai penampakan terakhir Kristus yang telah bangkit. Hal ini menandai akhir dari masa kebersamaan Yesus dengan murid-muridNya. Dengan totalitas bahwa para Rasul tidak bisa lagi menjamah Yesus, mendengarkan SabdaNya, makan bersama Dia.

Namun Kenaikan Kristus diartikan para Rasul bukanlah sebagai tanda perpisahan. Santo Agustinus pernah berkata "Ia tidak meninggalkan Surga, ketika Ia turun dari Surga kepada kita; dan Ia tidak meninggalkan kita ketika Ia naik lagi ke Surga." Karena itu mereka kembali ke Yerusalem dengan sukacita. Setelah tiba di sana, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Kis 1:13. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa wanita serta Maria, Ibu Yesus dan dengan saudara-saudara Yesus. Sehati sesuara menantikan kedatangan Roh Kudus. Dengan Peristiwa ini, Iman dari para Rasul sungguh diteguhkan. Agar sebelum para Rasul mewartakan kabar sukacita keselamatan ke seluruh dunia, Mereka harus diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49).

Dengan kenaikan Kristus pula, era kehidupan Iman yang baru telah dimulai yaitu era Gereja, era persekutuan umat Allah. Dalam era kini, kita umat beriman hidup dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Dengan peristiwa ini kita diajak untuk menjadi saksi Allah, untuk mewartakan Injil dan kasih Allah kepada setiap orang yang membutuhkannya. Sabda Allah pada hari Kenaikan Kristus ini mau menunjukkan kepada kita, bahwa Sabda Allah tidak akan menjadi apa-apa apabila tidak dilakukan dengan perbuatan nyata. 

Kita, umat beriman adalah saksi nyata dari wafat, bangkit dan kenaikan Kristus. Maka kita telah diberikan karunia oleh Kristus untuk memberitakan berita pengampunan dan pertobatan yang harus disampaikan kepada setiap orang. Dan tugas untuk mewartakan kabar sukacita ini tidak hanya diberikan kepada kaum Klerus namun diberikan kepada siapapun yang telah dibaptis dan mau percaya sepenuhnya kepada janji Tuhan.
"Ketika Engkau naik didalam kemuliaan, ya Kristus Tuhan kami dan telah menyukakan hati para murid-Mu dengan janji dari Sang Roh Kudus dan mereka diteguhkan dengan berkat bahwa Engkaulah Sang Putera Allah dan Penebus dunia."~ Troparion Katolik Timur kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Surga

http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/

No comments:

Post a Comment